Jumat, 26 Oktober 2012

Situs Asuhan Keperawatan di Internet : SEBUAH KESALAHAN BESAR !!!










Kalau kita buka google, lalu kita ketikkan asuhan keperawatan……dst…, akan muncul berbagai macam link situs yang menyediakan materi asuhan keperawatan.
 
Silahkan mendownload, sudah ada sekian ratus asuhan keperawatan. selalu ada update an 
Begitu bunyi iklan yang berbayar.

Berbagai macam situs ada, dari yang berbayar maupun yang gratisan. Pada umumnya ditulis oleh perawat, dosen dan mahasiswa (atau non perawat juga), yang ingin menyampaikan ilmu, aktualisasi diri (mungkin yang diposting materi kuliahnya) dan membuat perawat lebih maju. Tujuan yang mulia sekali, dan seyogyanya diikuti oleh perawat yang lain. TAPI WASPADALAH !!!!……….pola pikir seperti itu (asuhan keperawatan di internet) justru bertentangan dengan kaidah keperawatan sesungguhnya.

Berbicara mengenai asuhan keperawatan, tentu saja tidak lepas dari 3 hal , teori membuat asuhan keperawatan itu sendiri, pola pikir yang dipakai serta keadaan pasien.

Asuhan keperawatan (askep) adalah gabungan dari tindakan komprehensif perawat pada saat menyelesaikan masalah pasien. Kaidahnya sama dengan proses ilmiah. Dimulai dengan pengkajian (pengumpulan data), penemuan masalah, perencanan, aplikasi dan kemudian di evaluasi. Berdasarkan sudut pandang keilmuannya keperawatan, sekali lagi keperawatan, bukan kedokteran.

Sesuatu yang dianggap masalah dalam perawatan pasien (atau yang sering kita sebut diagnosa keperawatan) dari sudut pandang perawat adalah respon pasien terhadap penyakitnya, bukan “penyakit” yang dideritanya. Jadi kembali lagi sebagai seorang perawat kita harus melihat respon pasien kepada penyakitnya bukan penyakitnya seperti yang dilakukan oleh dokter. Contohnya bagaimana? Misal pasien dengan penyakit tertentu jadi tidak bisa mandi. Gara-gara penyakitnya, pasien jadi tidak mampu ke toilet. Mungkin, dari sudut pandang dokter, itu bukan urusannya, karena masalah yang utama bagi dokter adalah penyakit pasiennya yang dia obati. Tapi bagi perawat, tidak mampunya pasien mandi itu menjadi masalah besar. Yang kita bicarakan disini adalah respon tubuhnya.

Pada kenyataannya, respon pasien terhadap penyakitnya itu bermacam-macam. Tergantung dari banyak hal. Menurut Gordon, ranah respon kebutuhan dapat dikategorikan menjadi 13 bagian. Tapi untuk memudahkan pembahasan, kita bisa membaginya dalam 4 kategori saja, yaitu biopsikososio dan spiritual.

Perlu kita ketahui bahwa, walaupun tehnik pengkajiannya sama, pendalaman informasi dan sudut pandang yang dilakukan oleh dokter berbeda. Dalam pengkajiannya, dokter mengumpulkan data sebanyak-banyaknya (setepat mungkin) yang kemudian dikumpulkan, dikaji, dianalisis yang mengerucut menjadi sebuah diagnosa. Contohnya : ketika bertemu pasien batuk lebih dari 2 minggu, keringat dingin malam hari, test mantouk positif. Gambaran rontgen paru blur dsb. Diagnosanya mungkin (atau pasti) TBC. 

Berbeda dengan dokter, cara mengkaji perawat berdasarkan keluhan pasien. Ketika pasien mengeluh sesak, ya diagnosanya sesak. Kalo sakit, ya sakit, klo bosan ya bosan. Trus kalau pasien keluhannya tidak punya uang?????ya diagnosanya tidak punya uang. Begitu simpelnya (khusus untuk pasien yang sadar). 

Tapi tentu saja kita sebagai perawat punya sudut pandang dan bahasa keilmuan. Sebagai contoh, ketika kita menemukan pasien mengeluh sesak , harus kita gali sebenarnya apa yang dimaksud dan dirasakan pasien dengan “SESAK” tersebut. Disinilah kita harus mengerti tentang konsep penyakit beserta konsep anatomi, fisiologi dan patologinya. Kita harus mengerti sebetulnya apa yang terjadi di dalam tubuh, yang kemudian menimbulkan “perasaan/respon tubuh” berupa SESAK. Kita tahu dalam ilmu patofisiologi bahwa sesak pada pasien dapat ditimbulkan akibat terjadi gangguan system pernafasannya. Apakah gangguannya di jalan nafas, apakah karena penumpukan secret, akibat transfer O2 dari alveoli ke darah terhambat atau akibat pusat nafasnya yang terganggu. Inilah yang disebut dengan etiologi. Dengan mengetahui alur permasalahannya, kita dapat merumuskan sebuah diagnosa. Sesak karena gangguan jalan nafas dengan sesak karena pusat nafasnya terganggu merupakan dua hal yang berbeda. Maka penulisannya berbeda. Tentu saja mengenai teknik penulisannya menurut bahasa yang ilmiah serta universal seperti NANDA tidak dibahas sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar