Kamis, 10 Oktober 2013

TERAPI NEBULIZER PADA ANAK

BATUK-PILEK DENGAN FISIOTERAPI


Ditta Anwiena
REDAKAN BATUK-PILEK DENGAN FISIOTERAPI Gejala batuk-pilek dapat diredakan dengan fisioterapi. Agar tak mesti bolak-balik ke rumah sakit, lakukan fisioterapi di rumah. Tentu saja setelah anak yang sakit diperiksakan ke dokter. Batuk-pilek adalah penyakit yang akrab dengan anak. Baru saja si kecil sembuh, eh, beberapa waktu kemudian batuknya terdengar lagi disertai hidung meler. Yang kadang membuat miris, jika pernapasan si kecil terganggu akibat hidungnya mampet dan dari dalam dadanya terdengar suara grok-grok. Untuk anak-anak yang mengalami keluhan seperti itu, selain meresepkan obat, dokter biasanya juga menyarankan fisioterapi. Terapi pada paru-paru ini akan membantunya mengeluarkan lendir, sehingga anak bisa bernapas lega kembali. Pada umumnya untuk kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Nah, kalau si kecil sering mengalami batuk-pilek, katakanlah hampir 3 bulan sekali, terbayang kan harus berapa kali fisioterapi dilakukan. Begitu pula pengeluaran tenaga, waktu, dan uang karena anak dan pendampingnya harus bolak-balik ke rumah sakit. Penghematan terhadap pengeluaran-pengeluaran tersebut sangat bisa dilakukan jika orang tua mengerti teknik fisioterapi untuk kemudian mempraktikkannya di rumah. Memang ada alat yang dibutuhkan dalam fisioterapi ini, yaitu nebulizer yang harganya relatif (berkisar 800 ribu rupiah ke atas). Namun kalau dihitung-hitung, boleh jadi harga tersebut jatuhnya lebih murah dibanding total biaya yang dikeluarkan jika harus mondar-mandir ke rumah sakit. Dan lagi, menurut fisioterapis dari RSAB Harapan Kita, Dra Ira Kusyairi, Dipl. Pt., manfaat fisioterapi bukan hanya meringankan batuk pilek karena infeksi saja, tapi juga gangguan pernapasan akibat asma atau pilek karena alergi. Namun, buru-buru Ira mengingatkan bahwa fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke dokter. Maksudnya, tetap harus diingat bahwa tujuan fisioterapi adalah memperingan gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter. Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil. Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi dengan nebulizer.

KONDISI YANG MENGIZINKAN FISIOTERAPI * Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi. * Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).

HINDARI FISIOTERAPI BILA: o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam. o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah sesaknya. o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.

SYARAT FISIOTERAPI + Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih. + Pakaian yang dikenakan harus longgar. + Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik. + Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan: - bantal - tempat tidur dan kursi - alat nebulizer

TAHAPAN FISIOTERAPI
 1. INHALASI Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker. Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter. Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat itu akan langsung menuju ke sana.

2. PENGATURAN POSISI TUBUH Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama (saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul. Caranya: * Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak. * Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan. * Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya. * Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak: - Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap. - Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang. - Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.

 3. PEMUKULAN/PERKUSI Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak mengeluarkan lendirnya. Caranya: * Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan menggunakan 3 jari. * Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit. * Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5 kali.

4. LATIHAN BATUK Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di usia batita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya. Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan batukkan.

5. LATIHAN PERNAPASAN Latihan ini dilakukan untuk memperbaiki dan menormalkan kembali pola pernapasan serta membantu mengeluarkan lendir. Biasanya teknik ini dilakukan pada anak yang mengalami sesak napas. Latihan ini bisa dilakukan pada anak yang kooperatif, sekitar usia 3 tahun ke atas. Sebetulnya, yang paling banyak digunakan dalam latihan ini adalah otot-otot dada bagian bawah atau diafragma.

1 komentar:

  1. Dulu anak saya disarankan sama dokter pakai nebulizer untuk menghilangkan alerginya. Setelah 3 tahun dipakai secara rutin akhirnya anak saya bisa sembuh.

    BalasHapus