Cukup lucu rasanya ketika kita melihat tulisan Siapa Dibalik Aksi Pembubaran FPI yang
sempat menjadi blog dengan komentar terbanyak di Blogdetik dengan total
496 respon. Intinya tulisan tersebut menuding Islam Liberal sebagai
otak aksi pembubaran FPI pada hari Cinta Kasih 14 Februari 2012 lalu.
Banyak yang ingin FPI dipertahankan namun lebih banyak pula yang ingin
FPI dibubarkan. Tanpa perlu berpanjang lebar, mari kita kembali merunut
asal muasal inisiator dan donatur terbesar FPI. Tentu sebagai salah satu
ormas yang sudah memiliki anggota 100.000 orang, kini FPI tercatat
sebagai ormas no. 2 terbesar di Indonesia, setelah ormas FBR yang
memiliki 300.000 anggota. alangkah baiknya sebelum kita memutuskan
membela atau membubarkan sesuatu, kita mengetahui terlebih dahulu latar
belakangnya. Siapakah sebenarnya yang mendanai FPI? Mari kita simak
ulasan berita berikut:
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia
Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Kali ini dalam dokumen
terbarunya, Wikileaks memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan
ormas Front Pembela Islam (FPI).
Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan attack dog Polri, telegram rahasia itu juga mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI. Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam. Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi.
“Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai attack dog, ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran attack dog itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai alat oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN.
Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan.
Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan attack dog Polri, telegram rahasia itu juga mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI. Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam. Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi.
“Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai attack dog, ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran attack dog itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai alat oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN.
Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan.
wahhh jadi intinya maksud di atas itu FPI sama artisnya di fitnah sama polisi gitu gan?
BalasHapusjadi di balik FPI itu sebenarnya skenario polisi gitu?
terimakasih ;)
visit to http://tanjungherbal.com/xamthone-plus/
seriusan itu gan?
BalasHapusmampir juga yuk ke web kamihttp://mobildatsunbandung.com/