Minggu, 11 November 2012

Siapakah Ibnu Sina?


Tokoh Islam Ibnu Sina dan Latar Belakang Kehidupannya

 

Tokoh Islam Ibnu Sina adalah salah satu tokoh kebanggaan dalam dunia Islam. Lahir pada 980 M dengan nama lengkap Abu Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina. Ia lahir di daerah bernama Afsyahnan yang berjarak dekat dengan Bukhara. Masyarakat kini mengenal daerah itu dengan nama Uzbekiztan.
Kepintaran dan keahlian yang didapatkan oleh tokoh Islam Ibnu Sina ini taklepas dari kemudahan yang secara tidak langsung diberikan oleh kedua orangtuanya. Kedua orang tua Ibnu Sina bekerja sebagai pegawai tinggi di zamannya pemerintahan Dinasti Saman.
Tokoh Islam Ibnu Sina mempelajari ilmu serta falsafah tentang kedokteran di daerah kelahirannya. Menginjak usianya yang kesepuluh, tokoh Islam Ibnu Sina ini bahkan sudah menguasai dan memahami ilmu-ilmu yang ada di Al-Qur’an. Deretan lafadz-lafadz Allah sudah ia kuasai sejak dini dengan baik.
Kepintaran yang dimiliki oleh tokoh Islam Ibnu Sina ini diperoleh dari banyak ahli. Ia belajar bersama orang-orang hebat, seperti Abu Abdellah Natilli. Dari dirinyalah Ibnu Sina belajar banyak tentang ilmu logika elementer. Setelah itu, Ibnu Sina mulai banyak belajar untuk menambah wawasannya. Ia mempelajari ilmu agama dan metafisika.
Tokoh Islam Ibnu Sina ini juga memelajari tentang filsafat dan seluk beluknya. Ia belajar secara otodidak. Ia banyak memelajari ilmu-ilmu filsafat yang dibawa oleh Aristoteles. Untuk memahami filsafat yang diajarkan Aristoteles, Ibnu Sina harus membacanya berulang kali. Berkat bantuan Al-Farabi untuk memahami ilmu filsafat, Ibnu Sina menasbihkan bahwa dirinya adalah murid dari Al-Farabi.
Selesai memelajari filsafat, tokoh Islam Ibnu Sina kemudian melanjutkan dengan menekuni ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Di usianya yang masih sangat mudah, 16 tahun, tokoh Islam Ibnu Sina sudah mahir dan menguasai berbagai ilmu penyembuhan.  Teori serta prakteknya tentang kesehatan membuat Ibnu Sina menjadi tokoh yang dipuji.
Tokoh Islam Ibnu Sina meninggal pada bulan Juni 1037 di Iran. Semasa hidupnya, Ibnu Sina telah melahirkan kurang lebih 450 buku. Buku-buku yang lahir dari pemikirannya tersebut meliputi banyak bidang. Selain dikenal dengan buku kedokterannya, Ibnu Sina juga terkenal dengan buku-buku filsafat serta buku-buku syair.

Tokoh Islam Ibnu Sina dan Karyanya yang Bermanfaat

Tokoh Islam Ibnu Sina adalah seorang filosof besar sekaligus dokter dan bergelar Master Pengobatan Modern. Ibn Sina atau sering ditulis Ibnu adalah pengarang lebih dari 300 judul buku. Buku-buku hasil karyanya sebagian besar dijadikan acuan oleh beberapa ahli yang datang dari berbagai negara.
Sejak Socrates, Plato, dan Aristoteles, bahkan setelah ribuan tahun para filosof besar wafat. Pembahasan tentang jiwa (spirit, roh) seperti tidak ada ujungnya. Lalu kemudian, tokoh Islam Ibnu Sina pun hadir takingin  ketinggalan mengkaji hakikat jiwa. Hal ini disebabkan karena rasa gelisah dan rasa ingin tahu dari tokoh Islam Ibnu Sina terhadap ilmu jiwa yang seolah menjadi teka-teki.
Tokoh Islam Ibnu Sina mencari pengetahuan tentang jiwa karena “siapa yang mengenal diri (jiwa)-nya berarti mengenal Tuhannya” seperti tercantum dalam Risâlah al-Quwâ an-Nafsâniyyah (Risalah tentang Fakultas-fakultas Jiwa) yang disusun oleh Ibnu Sina untuk al-Amîr Nûh bin Manshûr. Buku karyanya ini termasuk salah satu karyanya yang paling awal dan cukup fenomenal.
Buku karya tokoh Islam Ibnu Sina lain yang cukup memberikan pengaruh besar pada dunia adalah Asy-Syifâ’ . Asy-Syifâ’  adalah buku karyanya yang berisi berbagai informasi tentang kesehatan dan teknik-teknik pengobatan. Buku ini dipandang terlalu luas dan berat. Akibatnya buku ini  dikaji hanya oleh kalangan tertentu saja.
Masyarakat lebih senang membaca  an-Najâh yang merupakan ringkasan dari asy-Syifâ’ , alasannya karena an-Najâh lebih mudah dipahami. Mengetahui hal tersebut, Tokoh Islam Ibnu Sina kemudian berusaha menghimpun an-Najâh dan menyusunnya secara sistematis dalam sebuah risalah yang diberi judul Ahwâl an-Nafs.
Buku susunan tokoh Islam Ibnu Sina  tersebut telah banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Mereka menggunakan buku tersebut sebagai acuan dalam memelajari ilmu tentang kesehatan. Bukunya bahkan digunakan oleh calon-calon dokter dari seluruh negara.


Beberapa Karya Tokoh Islam Ibnu Sina

  • Hâdzihî ar-Risâlah fî ‘Ilm an-Nafs
  • Risâlah fî an-Nafs wa Baqâ’ihâ wa Ma‘âdihâ. 
  • al-Kabîr fî al-Haqq an-Nafs.
  • Mu’allafât Ibn Sînâ
  • Risâlah fî Haqîqah an-Nafs al-Insâniyyah wa Ma‘rifatihâ. 
  • Maqâlah fî an-Nafs yang lebih dikenal dengan al-Fushûl. 
  • Fushûl fî an-Nafs wa ath-Thabî‘iyyât. 
  • Risâlah fî al-Quwâ al-Insâniyyah wa Idrâkâtihâ. 
  • Al-Jumal min al-Adillah al-Muhaqqiqah li Baqâ’ an-Nafs an-Nâthiqah. 
  • Zubdah Quwâ al-Hayawâniyyah. 
  • Maqâlah fî al-Quwâ al-Insâniyyah wa Idrâkâtihâ. 
  • Risâlah fî an-Nafs al-Falakî .
  • Risâlah fî al-Quwâ al-Jismâniyyah. 
  • Risâlah fî an-Nafs. 
  • an-Nufûs” (Jiwa-jiwa). 
  • Mu’allafât Ibn Sînâ
  • Ahwâl an-Nafs 
  • an-Najâh 
  • asy-Syifâ’.  
  • al-Isyârât
  • al-Mukhtashar al-Ausath dalam bidang logika (manthiq)
  • al-Ausath al-Jurjânî 
  • an-nasy’ah ats-tsâniyah 
  • Ahwâl an-Nafs . (Psikologi Ibn Sina)

Sebagian dari Isi Buku Psikologi Ibn Sina (Salah Satu Karya Terbaik)

  • Uraian ringkas tentang definisi jiwa.
  • Uraian ringkas tentang definisi fakultas-fakultas jiwa.
  • Pembuktian sesuatu yang karenanya aktivitas fakultas-fakultas yang mempersepsi berbeda dari jiwa. 
  • Pembuktian bahwa setiap fakultas yang mempersepsi bentuk-bentuk yang berupa partikular hanya bisa mempersepsinya dengan alat. 
  • Pembuktian bahwa setiap fakultas yang mempersepsi bentuk-bentuk berupa universal tidak bisa mempersepsinya dengan alat jasmaniah, dan fakultas tersebut tidak bergantung pada fisik. 
  • Penjelasan tentang bagaimana dan kapan jiwa membutuhkan raga dan bagaimana jiwa tidak membutuhkan raga, bahkan raga merugikannya. 
  • Menegaskan otentisitas jiwa yang mandiri tanpa membutuhkan raga, pembuktian ke mandiriannya dengan faktor-faktor esensi karena kemandiriannya dengan akal tanpa melibatkan suatu alat pun, dan isyarat tentang bagaimana hubungan antara jiwa dan raga ketika jiwa tidak bergantung pada raga. 
  • Pembuktian bahwa jiwa tercipta bersamaan penciptaan raga. 
  • Pembuktian bahwa jiwa tidak mati karena kematian raga.
Karya-karya tokoh Islam Ibnu Sina patut dijadikan referensi handal. Sebab, ia termasuk cendekiawan muslim yang sampai saat ini masih dijadikan rujukan utama seputar dunia medis.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar